Seminar Nasional Webinar Gratis 2021

Seminar Nasional Webinar Gratis

Understanding – HUMAN Learning & The Art of Managing Millenial
Memahami Hakekat Manusia dalam Belajar dan Menjadi Pemimpin era 4.0

Online Via ZOOM, Rabu, 10 Februari 2021 , 09.00 – 12.00 WIB

Anda Akan mendapatkan wawasan Strategis dan Memahami Filosofi Mendalam dari Esensi manusia dalam belajar dan bertumbuh serta Anda juga akan dibekali Seni Menjadi Pemimpin pada era 4.0

MATERI SEMINAR

  1. Understanding – HUMAN Learning
  2. The 5.0 Leader (Art of Managing Millenial)

FASILITAS GRATIS
• Mengikuti Seminar secara Gratis
• Materi Seminar
• E- sertifikat
• Link Video rekaman Seminar

Bonus DoorPrize
• 1 Unit LAPTOP
• Voucher Pelatihan, untuk 3 orang, @500.000
• 3 Paket Buku (Change Your Habit, Financial Freedom, Life Skill), untuk 4 orang
• 1 Buku Why Training Fails
• 1 Buku The 5.0 Leader
Seluruh hadiah akan dikirimkan langsung ke alamat masing masing Pemenang.

Selengkapnya Klik disini

Sampai Ketemu Via Online pada Rabu, 10 Februari 2021

Perencanaan Alinyemen Vertikal

Definisi

Alinyemen vertikal mengacu pada proyeksi sumbu jalan pada bidang vertikal yang melewati sumbu jalan atau pada bidang vertikal yang melewati sumbu jalan, atau disebut juga proyeksi vertikal bidang bayangan. Profil konfigurasi ini menjelaskan rencana keberadaan jalan atas dan bawah sehingga dapat diketahui kapasitas kendaraan yang terisi penuh melalui rencana jalan yang akan dibuat.

Terdapat 3 variabel utama dalam menentukan alinyemen vertikal, yaitu :

  1. Kelandaian Jalan

Alinemen vertikal sering disebut juga penampang memanjang jalan yang terdiri dari garis-garis lurus dan garis-garis lengkung. Garis lurus tersebut dapat berupa kondisi jalan datar, mendaki, atau menurun. Jalan mendaki atau menurun disebut dengan landai jalan dan dinyatakan dalam persen (%).

Pada umumnya gambar rencana jalan dibaca dari kiri ke kanan, maka landai jalan diberi tanda positif (+) untuk pendakian permukaan jalan dari kiri ke kanan, dan negatif (-) untuk penurunan permukaan jalan dari kiri ke kanan. Dalam menetapkan kelandaian jalan harus diingat bahwa sekali suatu jalan digunakan maka jalan tersebut sukar diubah menjadi landai yang lebih kecil tanpa perubahan yang mahal. Maka penggunaan landai maksimum sedapat mungkin dihindari.

Landai maksimum adalah landai vertikal maksimum dimana truk dengan muatan penuh masih mampu bergerak dengan penurunan kecepatan tidak lebih dari setengah kecepatan awal tanpa penurunan gigi atau pindah ke gigi rendah.

Panjang kritis adalah panjang landai maksimum yang harus disediakan agar kendaraan dapat mempertahankan kecepatannya sedemikian rupa sehingga penurunan kecepatan tidak lebih dari kecepatan rencana. Lama perjalanan tersebut tidak boleh lebih dari satu menit. Apabila pertimbangan biaya pembangunan terbatas, panjang kritis tersebut boleh dilampaui. Dengan ketentuan bahwa bagian jalan di atas landai kritis pada bagian sampingnya harus ditambahkan suatu lajur pendakian khusus untuk kendaraan berat atau dengan pemasangan rambu dan marka untuk larangan menyiap. Lajur pendakian juga dimaksudkan untuk menampung truk yang bermuatan penuh atau kendaraan lain yang berjalan lambat agar supaya kendaraan lain tidak terganggu untuk mendahului tanpa menggunakan lajur lawan.

2. Kelengkungan Vertikal

Setiap kali kelandaian diubah, harus dibuat lengkung/kurva secara vertikal untuk memastikan keamanan, kenyamanan, dan drainase yang baik. Rencanakan untuk secara bertahap mengubah kurva vertikal di sepanjang dua lereng jalan di lokasi yang diinginkan. Ini bertujuan untuk mengurangi guncangan yang disebabkan oleh perubahan gradien dan memberikan jarak pandang pengereman yang memadai. Ada dua jenis kurva vertikal, yaitu: kurva vertikal cembung dan kurva vertikal cekung.

Lengkung vertikal cembung adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangen berada di atas permukaan jalan. Sedangkan lengkung vertikal cekung adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangen berada di bawah permukaan jalan.

Garis lengkung vertikal dapat dibuat dengan bentuk: busur lingkaran, parabola (y = m.x2), atau parabola pangkat 3 (y = m.x3).

Pemilihan bentuk tersebut tergantung dari:

  1. volume pekerjaan tanah
  2. panjang jarak pandangan yang dapat disediakan
  3. kenyamanan
  4. kesederhanaan hitungan

Lengkung vertikal yang sering digunakan adalah lengkung persamaan parabola sederhana yang mempunyai sifat yaitu pergeseran vertikal setiap titik pada lengkung terhadap tangen adalah sebanding dengan kuadrat jarak horizontalnya yang diukur dari ujung lengkung.

3. Panjang Lengkung Vertikal

Panjang lengkung vertikal didasarkan atas kecepatan rencana, jarak pandang (khususnya jarak pandang henti), dan perbedaan aljabar kemiringan. Untuk bentuk lengkung cembung didasarkan atas keamanan, kenyamanan, drainase, dan estetika dengan mempertimbangkan jarak pandang yang dapat dicapai. Sedangkan untuk lengkung vertikal cekung perlu diperhatikan jarak lampu sorot dan drainase.

Jika jarak pandang dinyatakan dengan S, h1 adalah tinggi mata pengemudi (125 cm), h2 adalah tinggi halangan (10 cm), serta A adalah selisih aljabar kelandaian, maka beberapa rumus dapat digunakan untuk menentukan lengkung vertikal sebagai berikut.

Koordinasi alinemen diperlukan untuk menjamin perencanaan yang baik dan menghasilkan keamanan serta kenyamanan bagi pengemudi kendaraan yang melalui rencana jalan. Koordinasi yang dimaksudkan adalah menggabungkan alinemen horizontal dan vertikal dalam perencanaan dalam satu paduan.

Beberapa ketentuan dalam koordinasi adalah :

  • Alinemen horizontal dan vertikal terletak dalam satu phase, dimana alinemen horizontal sedikit lebih panjang daripada alinemen vertikal, demikian juga tikungan horizontal harus satu phase dengan tanjakan vertikal.
  • Tikungan tajam yang terletak di atas lengkung vertikal cembung atau di bawah lengkung vertikal cekung harus dihindari karena akan menghalangi pandangan mata pengemudi pada saat memasuki tikungan dan jalan akan terkesan putus.
  • Pada bagian yang lurus dan panjang sebaiknya tidak dibuat lengkung vertikal cekung karena pandangan pengemudi akan terhalang oleh puncak alinemen vertikal sehingga sulit untuk memperkirakan alinemen dibalik puncak tersebut.
  • Lengkung vertikal dua atau lebih pada satu lengkung horizontal sebaiknya dihindari.
  • Tikungan tajam yang terletak di antara bagian jalan yang lurus dan panjang harus dihindarkan.

Sumber :

  • Alik Ansyori Alamsyah, 2001,  Rekayasa Jalan Raya, UMM Pres, Malang
  • Direktorat Jendral Bina Marga Dep. PU dan TL, 1976, Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya No. 13/1970, Badan Penerbit PU, Jakarta
  • Silvia Sukirman, 1994, Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Penerbit Nova, Bandung

Pending For A Moment

Untuk sementara waktu, tulisan di blog ini tidak akan di updatre.
Hal ini dikarenanakan saya masih sulit membagi waktu.
Terima kasih atas kunjungannya dan jangan lupa tinggalkan jejak 😀
salam..

Pray of the day

Bismillah irRahman irRaheem

In the Name of Allah, The Most Gracious, The Most Kind

Allaahumma innii a’uudzubika min dhaiqid dun ya wa dhaiqi yaumil qiyaamah.

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu daripada kesempitan dunia dan kesempitan di hari kiamat.

1 Syawal 1431 H

semoga belum terlambat buat saya untuk

meminta maaf dan mengucapkan :

**mohon maaf juga atas keterlambatanya 😀

Hanya ingin rela…

sebelumnya…saya cuma mau bilang kalau tulisan yg saya tulis ini bukan untuk dibaca..(semoga saya tidak ke-geer-an)..

sekali lagi bukan untuk dibaca..hanya untuk ditulis saja..knp?

karena tidak ada gunanya sama sekali..mengerti? dan kalau ada pertanyaan..knp ditulis kalau tidak ada gunanya?

saya akan jawab..justru karena tidak ada gunanya..maka saya bilang untuk ditulis saja..tidak untuk dibaca 🙂

. . . . .

Continue reading

Pray Of The Day

Bismillah irRahman irRaheem In the Name of Allah,

The Most Gracious, The Most Kind

Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Ali Imran: 26)

Kepompong Ramadhan

Pernah mengamati bagaimana ulat menjadi kupu-kupu? Ulat harus berpuasa,
menjadi kepompong, hingga ‘lahir’ kembali dalam wujud yang berbeda yaitu
kupu-kupu. Perubahan wujud dari ulat menjadi kupu-kupu (metamorfosis)
diikuti pula dengan perubahan peran di lingkungan. Yang semula ditakuti orang,
berubah menjadi dicinta, dulu dijauhi, sekarang didekati, dulu menimbulkan
bencana bagi bunga dan buah, kini membantu proses penyerbukan. Ulat, yang
semula menyandang ‘nama besar’ sebagai biang masalah, berubah menjadi
penopang keberlanjutan ketersediaan sumber daya.
Continue reading

Perencanaan Geometrik Jalan (2)

Tulisan ini merupakan kelanjutan dari tulisan saya sebelumnya, yaitu mengenai teori Perencanaan Geometrik Jalan , sedangkan pada tulisan saya ini akan diterangkan mengenai rumus2 dari teori tersebut tadi. Sebenarnya rumus-rumus ini akan membingungkan jika tanpa adanya contoh soal perencanaan. Namun untuk melengkapi tulisan yang sebelumnya makan akan saya tulisakan juga rumus-rumus tersebut.

Continue reading

Pray Of The Day

Bismillah irRahman irRaheem In the Name of Allah,

The Most Gracious, The Most Kind

Rabbi a’uudzubika min hamazaatisy syayaathini wa a’uudzubika rabbi an yahdhuruuni.

Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat,

dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling baik. (QS. Mu’minuun: 118)